Ini Alasan Prabowo Masih Galau Tentukan Cawapresnya 

Ini Alasan Prabowo Masih Galau Tentukan Cawapresnya 

RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syamsuddin Haris mengatakan, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto masih menimbang beberapa hal sehingga muncul nama-nama di luar partai koalisinya untuk dijadikan cawapres. 

Padahal, PKS sebagai partai koalisinya sudah menyatakan ada 9 kader yang bisa dipilih untuk menjadi cawapres Prabowo. Alih-alih mempertimbangkan mereka, Prabowo malah tampak mempertimbangkan nama lain seperti Gubernur DKI Anies Baswedan maupun Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). 

“Pertama apakah elektabilitasnya akan meningkat, kedua apakah PKS mau membantu pembiayaan pilpres itu sendiri. Itu juga menjadi hitungan sehingga sampai saat ini tidak kunjung memutuskan siapa cawapresnya,” kata Syamsuddin, Senin (9/7/2018). 


Sembilan kader PKS itu adalah Gubernur Jawa Barat dari PKS, Ahmad Heryawan; Wakil Ketua Majelis Syuro PKS, Hidayat Nur Wahid; Mantan Presiden PKS, Anis Matta; Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno. Kemudian, Presiden PKS, Mohamad Sohibul Iman; Ketua Majelis Syuro PKS, Salim Segaf Al Jufrie; Mantan Presiden PKS Tifatul Sembiring; Ketua DPP PKS, Al Muzammil Yusuf, dan Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera. 

Menurut Syamsuddin, Gerindra yang sudah menyatakan capresnya adalah Prabowo harus mengingat bahwa tanpa koalisinya, PKS dan PAN, mereka tidak akan bisa maju dalam Pilpres 2019. 

Sehingga, opsi yang harus mereka ambil adalah memilih cawapres dari PKS atau PAN. 

“Prabowo juga nggak bisa maju sendiri, butuh partai koalisi. Take and give saja. Kalau Gerindra mau ngajak PKS ya mestinya mau cawapresnya dari PKS. Logika sederhana saja sebab kalau nggak, dia tidak bisa maju juga,” kata dia. 

"Kecuali Prabowo ngambil PAN, pertanyaan apakah mau juga? Kemudian kalau ngajak PAN, PKS mau mendukung koalisi Prabowo dengan Zulkifli, misalnya? Ini kan belum ada yang jelas,” sambung Syamsuddin. 

PKS yang mewacanakan pasangan Anies-Aher (Ahmad Heryawan) atau Anies-AHY dianggapnya hal yang lumrah dalam dunia politik. 

Hanya saja, PKS tetap butuh koalisi yang kuat untuk mewujudkan itu. PKS dan Demokrat membutuhkan tambahan parpol sebagai koalisinya menghadapi Pilpres 2019. 

“Intinya, baik PKS maupun Demokrat butuh teman koalisi jika ingin Anies jadi capres. Jadi kembali lagi kepada PKS dan Demokrat, bisa nggak mereka ajak parpol lain untuk dukung Anies-Aher, atau Anies-AHY,” tegasnya.


Sumber    : Kompas.com